Femm.id – Batuk mungkin bukan sakit yang ditakuti, kecuali di zaman Corona ini. Tapi, ia salah satu penyakit yang sangat mengganggu kenyamanan. Kita akan merasakan capek jika batuk tidak kunjung berhenti. Apalagi saat menjelang tidur, tiba-tiba tenggorokan terasa gatal. Lalu kita batuk terpingkal-pingkal (emang tertawa?), eh tersengal-sengal. Capek, kesel, dan tentunya susah tidur kan?
Saya tidak pernah membeli obat batuk di warung untuk mengatasi batuk. Saya menggunakan beberapa cara pengobatan nabawi, herbal, dan tradisional yang saya ketahui dari berbagai sumber. Saya lakukan sendiri atau datang ke terapis. Salah satu atau perpaduan beberapa cara itu memang sering membantu saya mengatasi masalah batuk yang mengganggu.
Dalam sebulan terakhir ini saya diserang batuk, pilek, demam, badan lemas, dan kehilangan selera makan. Seperti biasa, saya langsung menggunakan beberapa cara pengobatan tersebut. Selain itu saya beristirahat di tempat tidur. Semua kegiatan kajian saya liburkan atau saya izin tidak menghadiri. Keluar rumah hanya untuk ke masjid atau keperluan penting saja.
Alhamdulillah, setelah dua pekan terapi, keadaan membaik. Semua gejala penyakit yang saya rasakan sudah hilang. Tinggal satu, yaitu batuk dan sedikit pilek.
Baca Juga:
Pilihan Produk Aman untuk Pembesar Alat Vital, Pembesar Payudara, dan Obat Kuat
Aktor Laga Senior Asal Amerika Serikat Steven Seagel Bertemu dengan Presiden RI Prabowo Subianto
Mengintip Proyek Musik Terbaru Debby Lufiasita, Ahli Branding dan Publicist
Batuk dan pilek kali ini sedikit lebih membandel. Semua cara pengobatan yang sudah saya kenal memang membantu meredakannya. Tapi itu hanya sesaat untuk kemudian kambuh lagi.
Hampir sebulan penuh batuk hanya bersembunyi atau berkurang sebentar, lalu muncul lagi.
Lalu saya mendapat resep dari sahabat saya, seorang terapis. Katanya ia mendapat resep dari dr. Zaidul Akbar. Sarannya belum saya laksanakan karena berbagai sebab, salah satunya karena saya belum sempat ke pasar membeli bahan resepnya.
Sampai kemarin sahabat saya itu membawakan resep tersebut. Bunga Lawang dan bunga cengkeh. Sebelum ini, salah seorang imam masjid juga bercerita bahwa ia menggunakan resep itu dan sembuh dari batuk dan radang tenggorokan.
Mulai kemarin siang, saya minum resep ini:
Baca Juga:
Pilihan Produk Aman untuk Pembesar Alat Vital, Pembesar Payudara, dan Obat Kuat
Aktor Laga Senior Asal Amerika Serikat Steven Seagel Bertemu dengan Presiden RI Prabowo Subianto
Mengintip Proyek Musik Terbaru Debby Lufiasita, Ahli Branding dan Publicist
3 butir bunga lawang.
3 butir bunga cengkeh.
Air panas satu gelas.
Saya menggunakan air panas yang mendidih, lalu dituang di gelas yang sudah diisi dengan bunga lawang bunga cengkeh. Saya masukkan madu sekadar pemanis sekaligus berharap bisa membantu proses penyembuhan. Kemarin siang saya minum satu kali. Bakda Maghrib satu kali lagi.
Bagaimana rasanya?
Saya menikmati minuman ini. Rasanya seperti naknak atau daun mint. Saya pernah minum naknak oleh-oleh sahabat saya, seorang mahasiswa di Al-Azhar Mesir. Beberapa kali saya juga minum teh daun mint yang memang banyak tumbuh di Indonesia. Rasanya semriwing di tenggorokan seperti habis makan permen mentos, pastiles, atau menghirup vicks.
Baca Juga:
Segala puji bagi Allah yang menurunkan penyakit sekaligus obatnya. Alhamdulillah, tadi malam saya bisa tidur pulas tanpa gangguan batuk. Walaupun saya merasa belum tuntas sembuh, namun perkembangan ini pun patut saya syukuri.
Pagi ini saya masih menikmati secangkir minuman yang sudah diberi bunga lawang, bunga cengkeh dan madu. Rasanya enak. Saya lebih menyukai minuman ini daripada segelas teh hangat di pagi hari.
Semoga ini bisa menjadi sebab hilangnya batuk membandel dengan tuntas.
Saya ceritakan ini sekadar tahaduts bin ni’mah (menceritakan nikmat Allah). Anda tidak harus meniru apa yang saya lakukan. Tapi, bila ada di antara sahabatku yang mengalami masalah yang sama dan belum mendapat solusinya, tidak ada salahnya mengganti minuman teh atau kopinya dengan segelas minuman bunga lawang dan bunga cengkeh. Enak lho!
Oleh : Hawin Murtadlo Bukhori, Pengkaji dan Praktisi Thibbun Nabawi.