Namanya Kelesan, Pempek Sudah Ada di Zaman Kerajaan Sriwijaya

Avatar photo

- Pewarta

Rabu, 4 November 2020 - 18:11 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kelesan sudah ada di zaman kerajaan Sriwijaya sebagai menu kerajaan dan bahan makanan untuk konsumsi tentara Sriwijaya. (Foto: Pinterest)

Kelesan sudah ada di zaman kerajaan Sriwijaya sebagai menu kerajaan dan bahan makanan untuk konsumsi tentara Sriwijaya. (Foto: Pinterest)

Femme.id, Palembang – Pempek yang awalnya bernama kelesan adalah makanan khas palembang berbahan baku sagu yang pohonnya banyak ditanam pada zaman kerajaan Sriwijaya, Indikasi ini sesuai dengan isi prasasti Talang Tuo (23 Maret 684) yakni prasasti mengenai pendirian Taman Sriksetra oleh raja Sriwijaya Dapunta Hyang Sri Jayanasa hasil terjemahan sejarawan/arkeolog Perancis George Coedes tahun 1930

“Hal tersebut tertuang dalam buku Kedatuan Sriwijaya edisi kedua 2014 isi prasasti ini Raja mengintruksikan untuk menanam sejumlah pohon di Taman Sriksetra agar bisa dimanfaatkan untuk kesejateraan rakyat yang salah satunya tanaman sagu,” ujar Yenny Anggraini, SH,.M.Ikom Ketua Asosiasi Pempek Palembang, selasa (3/11/2020).

Adapun, melimpahnya ikan di sungai Musi digunakan sebagai bahan baku, jenis ikan yang digunakan awalnya adalah tengkeleso sebelum adanya ikan belido, gabus dan lainnya.

Jadi, tuturnya kelesan sudah ada di zaman kerajaan Sriwijaya sebagai menu kerajaan dan bahan makanan untuk konsumsi tentara Sriwijaya yang melakukan perjalanan berhari hari dan membutuhkan makanan yang tahan lama.

“Adapun arti dari kelesan sendiri adalah menekan nekan karena diolah dengan diaduk dan ditekan tekan hingga bahan menyatu,” jelas Yenny.

Sebelumnya, pada zaman kesultanan Palembang Darussalam kelesan menjadi makanan mewah yang saat itu hanya disajikan dilingkungan keraton dan lama kelamaan pempek menyebar luas di masyarakat.

Untuk diketahui bahwa selain sebagai ketua Asosiasi Pempek Palembang dan owner dari pempek Cek Molek Yenny Anggraini, SH.,M.Ikom juga merupakan salah satu team pengusulan pempek sebagai warisan budaya takbenda Indonesia dari Sumatera Selatan untuk ICH list Unesco.

Yenny juga mencoba mengungkap kapan dan mengapa kelesan berubah nama menjadi Pempek? Hal ini tentunya menarik sekaligus menjadi sumber informasi kepada masyarakat, harapnya

Bahwa, seiring waktu dan berubahnya zaman telah berdampak terhadap pergeseran nilai ke sudut komersial yang awalnya kelesan sebagai makanan rumahan menjadi komersil

Kemudian, istilah atau nama pempek baru muncul sekitar tahun 1920-an karena etnis keturunan Cina yang saat itu banyak berdagang menjajakan kelesan berjualan secara berkeliling dari kampung ke kampung.

Masyarakat keturunan etnis Cina di Palembang yang berdagang kelesan tersebut sering dipanggil dengan sebutan apek (pek-red) dan panggilan yang berulang kata inilah awal mula istilah nama PEMPEK makanan/kuliner khas kota Palembang yang terkenal dan digemari sampai sekarang, pungkas Yenny. (*/tim)

Berita Terkait

Menggali Potensi Karir di Era Digital: Apa yang Harus Dipersiapkan?
Pemanas Air Listrik Kamar Mandi: Solusi Praktis untuk Kenyamanan di Rumah
PT Royal Gemilang Persada Sukses Usung Proyek Tanpa Riba dan Gharar
Stretch Mark pada Kehamilan: Kenali Cara Terbaik untuk Mencegahnya
5 Rekomendasi Sepatu Bola Specs Original dengan Harga di Bawah Rp 1 Juta, Dapatkan Melalui Blibli!
SoulFit, Korean Mega Gym Pertama Telah Hadir di Indonesia
Industri Hospitality di Bali: Kesempatan Karir Terbuka Lebar
Tambah Cuan, Ini 10 Situs Terbaik untuk Mencari Pekerjaan Freelance 2024
Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.

Berita Terbaru

Menteri Pertahanan RI sekaligus Presiden terpilih 2024-2029, Prabowo Subianto. (Facebook.com @Prabowo Subianto)

NASIONAL

Sabtu, 7 Sep 2024 - 11:25 WIB