Sweet tooth adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kecenderungan atau keinginan yang kuat terhadap makanan atau minuman manis.
Jika seseorang memiliki sweet tooth, mereka memiliki preferensi yang besar terhadap makanan yang mengandung gula tinggi dan cenderung menikmati rasa manis dalam makanan dan minuman.
Seseorang dengan sweet tooth sering merasa tertarik dan tergoda oleh makanan manis, seperti permen, cokelat, kue, es krim, minuman bersoda, atau makanan penutup lainnya.
Mereka mungkin merasa sulit untuk menahan diri dan cenderung mengonsumsi makanan manis secara berlebihan.
Sweet tooth bisa menjadi kebiasaan atau preferensi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk faktor genetik, paparan terhadap makanan manis sejak kecil, dan pengalaman rasa yang positif terkait dengan makanan manis.
Beberapa penelitian juga mengaitkan sweet tooth dengan kebiasaan makan yang tidak sehat dan risiko penyakit seperti obesitas dan diabetes.
Sweet Tooth Berdampak Sugar Rush?
Ketika seseorang dengan sweet tooth mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung gula tinggi, gula tersebut cepat diserap oleh tubuh dan memasuki aliran darah.
Hal ini menyebabkan peningkatan tiba-tiba dalam kadar gula darah, yang pada gilirannya dapat menyebabkan sugar rush.
Sugar rush dapat memberikan perasaan euforia, peningkatan energi, dan kegembiraan sementara.
Dampak sweet tooth pada sugar rush adalah bahwa kecenderungan untuk mengonsumsi makanan manis secara berlebihan dapat menyebabkan pengalaman sugar rush yang intens, diikuti oleh kemungkinan kelelahan dan penurunan energi yang cepat.
Baca Juga:
Cara Menurunkan Berat Badan di Malam Hari Tanpa Ribet!
Kapan Seseorang dikatakan memiliki gejala sweet Tooth?
- Kecenderungan kuat terhadap makanan atau minuman manis.
- Kesulitan mengontrol asupan gula dan cenderung mengonsumsi makanan manis secara berlebihan.
- Keinginan yang kuat terhadap makanan manis dan kesulitan menghentikan diri.
- Sensitivitas yang lebih tinggi terhadap rasa manis.
- Kebiasaan mengonsumsi makanan manis secara rutin.
- Keterikatan emosional dengan makanan manis dan mengasosiasikannya dengan kenyamanan atau hadiah.
Sweet Tooth, Trend Populer yang dianggap Lumrah?
Pada beberapa platform media sosial seperti Instagram, Tiktok, bahkan Pinterest.
Tidak sedikit influencer yang membuat konten Mukbang (Makan dalam Jumlah Besar) dengan menu makanan serba manis, seperti coklat, ice cream, cake, hingga roti dengan selai bermacam-macam rasa.
Dengan konten yang mereka ciptakan, tidak sedikit pula netizen yang tergiur dan berkomentar bahwa mereka juga ingin memiliki kesempatan agar bisa menikmati banyak makanan manis seperti para influencer tersebut.
Namun, tidak sedikit juga netizen yang mengingatkan tentang bahayanya kadar gula yang tinggi pada seseorang yang rutin mengkonsumsi makanan manis.
Baca Juga:
Ini Dia Cara Agar Lebih Kuat Menghadapi Cobaan Hidup
Seperti salah satu Conten Creator di Tiktok, ia kerap membagikan konten tentang bagaimana ia begitu rutin mengkonsumsi makanan manis, yang bahkan bisa dikonsumsi dalam 24 jam.
Berbagai jenis respon dari netizen, mulai dari mereka yang ikut mengagumi atau bahkan yang terheran-heran dan menasihati influencer tersebut.
Lalu, bagaimana sebenarnya tanggapan para Ahli tentang fenomena Sweet Tooth ini?
Penyebab Penyakit Diabetes Tipe II
Ketika seseorang memiliki sweet tooth, mereka cenderung mengalami keinginan kuat dan kecanduan terhadap makanan manis.
Kecanduan gula dapat dibandingkan dengan kecanduan terhadap zat adiktif lainnya, di mana individu merasakan dorongan yang kuat dan sulit untuk mengontrol konsumsi gula.
Ketika kita mengonsumsi makanan manis, terutama yang mengandung gula sederhana seperti glukosa dan fruktosa, otak kita melepaskan dopamine, neurotransmitter yang terkait dengan perasaan senang dan kenikmatan.
Sensasi ini memberikan pengalaman yang menyenangkan dan membuat kita merasa puas.
Namun, seperti kecanduan lainnya, semakin sering dan berlebihan kita mengonsumsi gula, semakin tinggi toleransi kita terhadap gula tersebut.
Akibatnya, kita mungkin perlu mengonsumsi jumlah gula yang lebih besar untuk mencapai efek yang sama.
Menurut dr. Alvin Nursalim, SpPD, sebaiknya segera hilangkan kebiasaan mengkonsumsi gula secara berlebih.
Pasalnya, Anda bisa saja mengalami kecanduan gula, yang berujung pada meningkatnya risiko berbagai penyakit, seperti obesitasm penyakit jantung, hingga diabetes.
Oleh sebab itu, penting bagi Anda untuk mengontrol asupan gula per hari.
Batas konsumsi gula yang disarankan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia per orang dalam per hari yaitu 50 gram gula atau setara dengan 5 – 9 sendok teh.
Portal berita ini menerima konten video dengan durasi maksimal 30 detik (ukuran dan format video untuk plaftform Youtube atau Dailymotion) dengan teks narasi maksimal 15 paragraf. Kirim lewat WA Center: 085315557788.
Jika Anda ingin mengurangi kebiasaan sweet tooth Anda, berikut adalah lima tips yang dapat membantu Anda mencapai tujuan tersebut.
-
Pilih Makanan yang Lebih Sehat:
Salah satu cara paling efektif untuk menghilangkan kebiasaan sweet tooth adalah dengan mengganti makanan manis dengan pilihan yang lebih sehat. Cobalah untuk memilih buah-buahan segar, seperti stroberi, blueberry, atau apel, sebagai alternatif bagi makanan penutup manis.
-
Perlahan-lahan Kurangi Konsumsi Gula:
Mengurangi konsumsi gula secara bertahap adalah strategi yang lebih mudah dilakukan daripada menghentikan konsumsi gula secara tiba-tiba.
-
Tingkatkan Konsumsi Protein dan Serat:
Mengonsumsi protein dan serat yang cukup dapat membantu mengurangi keinginan untuk makan makanan manis.
Pilihlah sumber protein sehat seperti daging tanpa lemak, ikan, atau tahu. Sementara itu, serat dapat ditemukan dalam sayuran, biji-bijian, dan buah-buahan. -
Hindari Makanan dan Minuman yang Mengandung Gula Tersembunyi:
Beberapa makanan atau minuman yang terlihat sehat sebenarnya mengandung banyak gula tersembunyi.
Bacalah label nutrisi dengan cermat dan hindarilah makanan olahan yang mengandung sirup jagung tinggi fruktosa, glukosa, atau gula lainnya.
Minumlah air putih sebagai alternatif bagi minuman berkalori tinggi, seperti minuman bersoda atau jus buatan. -
Cari Alternatif yang Memuaskan:
Terakhir, carilah alternatif yang memuaskan untuk mengatasi keinginan makan makanan manis.
Misalnya, Anda bisa mencoba mengunyah permen karet tanpa gula atau mengonsumsi makanan yang mengandung rasa manis alami, seperti kayu manis atau vanili.
Menghilangkan kebiasaan sweet tooth membutuhkan waktu dan disiplin, tetapi dengan menerapkan tips yang telah disebutkan di atas, Anda dapat mengurangi keinginan untuk makan makanan manis secara bertahap.
Penting untuk diingat bahwa perubahan ini tidak harus drastis atau ekstrem.
BACA JUGA : Penyakit Hernia? Tidak Perlu Khawatir! Inilah Cara Mengobatinya
Tujuannya adalah mengembangkan kebiasaan makan yang lebih sehat dan mengurangi asupan gula berlebihan.
Dengan tekad dan kesabaran, Anda dapat berhasil menghilangkan kebiasaan sweet tooth dan menjalani gaya hidup yang lebih sehat.
Ingatlah bahwa perubahan ini adalah proses, dan setiap langkah kecil yang Anda ambil menuju mengurangi konsumsi gula adalah langkah positif dalam perjalanan kesehatan Anda.